Suatu hari, sudah beberapa bulan yang lalu, saya membaca sebuah postingan lomba di note salah seorang teman di facebook. Lomba menulis yang bertajuk mengenai persahabatan jarak jauh. Long Distance Friendship. Salah satu syarat lombanya mudah saja, yakni kamu harus memiliki teman/sahabat yang kamu rasa dekat tapi jauh secara jarak. Dan kamu sering mengontaknya lewat sms, telepon, atau dunia maya tapi tidak pernah bertemu sebelumnya. Aku jadi teringat akan salah seorang teman masa kecilku dan rekanku di Ccw. Banyak nama bertebaran di otakku untuk kutulis kisahnya, tapi, rata-rata semuanya sudah pernah kutemui sekali, hanya saja sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Saya pun berpikir tidak akan mengikuti lomba itu karena saya tidak memiliki teman/sahabat yang tidak pernah bertemu sebelumnya. Sampai akhirnya, saat saya hampir menutup computer saya, saya ingat seseorang, seseorang yang saya kenal lewat jejaring social Plurk! Sesorang yang secara tak langsung meringankan masalah saya lewat komen-komennya yang mampu membuat saya tertawa dan sesekali tersenyum. Seseorang yang menemani saya chatting di facebook di tengah malam tahun baru. Seseorang yang sering kali bertukar kisah sekolah denganku. Dan, saya tidak pernah bertemu dengannya. Saya pun menulis kisahnya dan mempostnya di note facebook sebagai salah satu syarat mengikuti lomba. Saya menulis mengenai awal saya berhubungan dengannya, sebuah awal yang sederhana dan tak kusangka menjadi sebuah bahan untuk ditulis, ini membuktikan bahwa setiap hal kecil ialah hal yang besar jika sudah berurusan dengan pena dan imajinasi. Walau tulisan saya tidak keluar sebagai pemenang, setidaknya, tulisan itu sebagai hadiah terbaikku untuknya, karena setiap kompetisi tidak hanya dihargai dari menang dan kalahnya tapi juga dari maknanya bukan? Dan, akhirnya tulisan berjudul ‘Surat Kisah Kecil Kita’ saya posting di blog ini agar dunia tahu bahwa tidak hanya cinta yang tidak memandang jarak, tapi juga persahabat, karena menjadi temannya adalah indah…
