Tuesday 10 April 2012

Still...(5)

Di sebuah malam yang menurunkan cahaya hitamnya yang berhasil menyeruak masuk melalui celah-celah terbuka di ruangan tempat kududuk dengan radio yang tengah memainkan lagu. Lantunan lagu tersebut bericara mengenai kita;
“Untuk apa aku menunggu jika kamu tak cinta lagi.”
Lalu, aku terhentak dan sadar. Aku tengah duduk ditemani gelap tanpa suatu alasan…ternyata…aku masih sedang menunggu. Menunggu sambil mengetikkan cerita tentang apa yang bernama kamu. Di satu malam yang tak pernah lagi kutunggu kehadiran rembulannya, karena aku tahu, malam sudah kamu retakkan dan celah retakan itu telah menghisap habis potongan rembulan yang tersisa bagiku ‘tuk mengenangmu. Lagipula, aku pun tak lagi begitu mengharapkannya, karena rembulan tanpa bayangmu adalah kabut. Seperti kamu tanpa adanya cinta, ‘tuk apa harus kutunggu…seharusnya begitu. Tapi, sayangnya, hati yang tengah mengandung cerita ini tak pernah mau retak walau kamu sudah pernah mencobanya.
Karena itulah aku masih menunggu. Karena pernah kudapati diriku tersenyum tanpa alasan, duduk termenung menikmati lintasan bayangan dan meniti jalan dalam mimpi untuk menemukan satu jalan yang sama. Semuanya karena aku masih…masih kepadamu, untuk segala hal.
Still feelin’ you. Still missin’ you. I wonder, I ever cross your mind, but, for me, it’s a thousand times. Your good nite surprise message realize me that I also still waitin’ for your message text to vibrate my phone.

0 Comments:

Post a Comment