And, this is the
night for you to move on , gals .
Ini kenangan
yang kembali kubongkar. Semuanya tentang kamu. Namun, ini lebih khusus, karena
aku menulis ini ketika bibirku kembali membisikkan pertanyaan yang smepat
terlontar dna kini begitu menyakitkan tuk diucap yaitu sebuah pertanyaan
sederhana; Will you waiting for me? Mungkin kini, pertanyaan itu akan berubah
menjadi; Do you still waiting for me? Ah, mungkin seperti ini; Do you want to waiting
for me?
Dulu, ketika aku
tahu, kamu sudah memulai sebuah kata ‘sayonara’ untuk ketidakpastian yang
kuhadirkan karena aku terikat oleh janji yang kuikrarkan sejak alam bersama
Tuhan, aku menulis kalimat tanya itu, dengan sebuah kata kunci menunggu. Aku
bahkan menyediakan sebuah buku sederhana yang kudapatkan dari hasil keringat
menulisku untuk melukis begitu besar makna kata menunggu dalam kamus hidupku
semenjak kehadiranmu. Aku tahu, dua tahun beserta bulan-bulannya ialah waktu
yang lama yang kutawarkan untukmu utnuk menunggu. Tapi, tahukah kamu, aku tidak
memikirkan sepotong hati dalam tubuh ini saja, aku juga memikirkanmu! Maka itu,
dalam penungguan tahunan itu, aku memberimu kebebasan untuk mencintai yang
lain, terikat dengan yang lain, walau aku tahu, itu akan begitu menyakitkan,
tapi aku juga sadar, akan lebih menyakitkan jika kamu menungguku dan memandang
penungguan itu sebagai sebuah belenggu yang merantai hidupmu. Bukankah cinta
itu bersifat bebas? Maka, kubebaskan dirimu, hingga seperti sekarang, kamu
memandangku sebagai bagian dari masa lalu, bukan masa depan yang ditunggu.
Entah mengapa, malam
ini, aku benar-benar begitu teringat akan kamu. Aku jadi ingat salah satu
cuplikan cerita dimana tokoh perempuan bertanya pada laki-laki alasan laki-laki
itu mencintainya, dan si laki-laki menjawab berupa pujian. Jika aku dihadapkan
pada pertanyaan seperti itu, aku akan menjawab pasti pada satu kalimat dan
alasan aku mencintaimu ini tidak seperti para mereka-mereka di luar sana yang
jatuh pada lembah fiisk, bukan, tapi karena kamu melihatku. Itu saja.
Sederhana, ya, karena aku mencintaimu juag dengan sederhana, hanya waktu dan
keadaan yang membuatnya terlihat dengan bungkus rumit.
Menunggu bukan
perkara mudah. Aku tentu tahu, tapi, menunggu membuatmu mengetahui banyak hal,
salah satunya adalah aku tahu bahwa kamu bukan satu-satunya.