Sunday 8 February 2015

AL


aku tak pernah seberani ini menulis tentang seseorang (baiklah, baca : lelaki), dan memanggil sepenggal namanya
Al, ini malam yang sederhana.
Siapapun pernah memilikinya; tapi tidak dengan rasa yang berkabut, dan menempel di permukaan kaca jendelaku. Berkencan dengan bau tanah yang menguar, karena ini sehabis hujan. Dan, tatap mata sayumu membungkus seluruhnya dalam paket malam yang sempurna. Semoga tak ada rerintik luka yang ikut di dalamnya.
Al, ini malam yang pelan-pelan berperkara
Aku teringat pada orang-orang yang pernah bertanya padaku, kapan aku akan jatuh cinta. Sedangkan setiap hal tentang jatuh berarti sakit dan luka. Aku tertawa ketika mengenang bagaimana kamu bilang; cinta adalah metafora dari luka. Kamu boleh tertawa penuh menang untuk itu. Karena mungkin saja betul. Sejak aku menuliskan tentang pangeran rembulan, si pecinta teh, lelaki bermata jenaka hingga seseorang yang dikurung bisu, tak satupun yang bisa luput dari luka. Dan jika ini datang padamu, aku bisa meyakinkan diri, ini jatuh yang menjelma luka nan istimewa.
Al, ini malam penuh cerita-cerita janggal
Seseorang lainnya pernah bertanya padaku, mengapa aku takut jatuh cinta; sesungguhnya aku sendiri tak mampu menjawabnya. Ketika aku jatuh cinta, aku hanya akan terus menulis tentangnya dan berharap tidak menjadi gila.
Seperti ketika aku merasa aku telah jatuh cinta, aku melihat rembulan seperti sebulat bola bersinar yang diam-diam menyimpan rahasia mengerikan. Aku melihat hujan sebagai rintik kenangan yang muram. Aku melihat tawa jenaka seakan tanda kesedihan akan singgah. Aku melihat setubuh diam dan angan-angan adalah puncaknya gelisah yang menuai luka. Dan, aku melihatmu; dengan tatap sayumu yang sederhana. Lalu, aku takut jatuh cinta.
Al, ini malam yang resah
Rasa ini adalah puisi; seperti yang seseorang pernah tuliskan padaku, jika rasaku adalah lembar puisi yang terbakar tiap halamannya. Untuk itu, aku tak pernah berhenti dirundung teka-teki yang resah tentangmu. Sebab, pilihannya selalu dua; berakhir ketika ia dimulai, atau dimulai tepat ketika ia berakhir. Tapi hari ini, aku tidak melihat keduanya. Malam ini menawarkan pilihan lain; halimun tipis seusai hujan yang mengundang desau angin berkabut menjadi cara lain menyelesaikan perkara. Segalanya masih abu-abu, Al. Dan tak tahu sampai kapanmenunggu.

0 Comments:

Post a Comment