Wednesday 18 July 2018

(GIVEAWAY & BLOGTOUR) Novel 'Follow Me Back': Ketakutan-ketakutan yang Penuh Kejutan

Judul               : FOLLOW ME BACK 
Penulis             : A.V Geiger
Penerjemah      : Lisa Mahardika
Halaman          : 340 halaman, 20 cm
Tahun Terbit    : Mei 2018 
ISBN               : 978-602-6682-20-8 
Penerbit           : Spring 

Blurb              


Dunia Tessa Hart terasa sangat sempit. Dia terkurung di dalam kamar karena agorafobia yang diidapnya. Satu-satunya pelariannya adalah dengan memasuki dunia fandom online penyanyi pop yang sedang naik daun, Eric Thorn. Ketika Eric menyapa para fansnya lewat Twitter, rasanya seperti cowok itu berbicara langsung kepadanya.
Eric Thorn takut pada penggemarnya yang obsesif. Mereka memujanya dengan cara berlebihan. Belum lagi tim publisisnya yang tidak berhenti menulis tweet dengan akunnya untuk menyemangati khayalan mereka. Benar-benar tidak membantu. 
Ketika temannya yang sesama penyanyi pop dibunuh seorang penggemar, Eric tahu dia harus melakukan sesuatu untuk menghancurkan citra dirinya di online. Contohnya, menjatuhkan salah satu pengikut besarnya di Twitter. Sayangnya rencana Eric untuk mengganggu @TessaHeartsEric berubah menjadi hubungan online yang lebih dalam daripada yang pernah dia bayangkan. Dan ketika hubungan mereka semakin dekat, sesuatu yang tidak disangka-sangka mengejutkan mereka semua!


Kesan pertama yang saya tangkap saat membaca novel ini adalah idenya yang segar dan khas milenial zaman sekarang. Secara garis besar, cerita ini memiliki potret kedekatan dengan kegiatan keseharian anak muda era kini. Sebut saja: aktivitas fangirling,senang menghabiskan waktu dengan media sosial semisal Twitter, punya pacar, konflik dengan orang tua, tekanan psikologis hingga kegalauan pribadi, semuanya dikemas jadi satu cerita utuh dengan bumbu romansa dan misteri. Bagian lebih menariknya adalah novel ini menyuguhkan sejumlah kejutan sekaligus sesuatu yang berbeda. Apa saja?

Tessa tidak serta-merta mengidap agorafobia atau ketakutan terhadap keramaian atau kerumunan. Terjadi hal yang buruk ketika ia mengikuti program belajar musim panas di kampusnya. Sejak itulah, ia mulai menutup diri dan mendekam di dalam kamar rumah. Bahkan ia sampai harus melakukan terapi setiap minggunya, mengonsumsi obat peredam kecemasan/kepanikan, sampai mencoba beragam cara untuk menenangkan diri.

Reaksi ketidaksukaan Tessa ketika Scott, pacarnya yang menyebalkan, sering muncul tiba-tiba di kamar atau kesedihan Tessa saat ibunya memaksa Tessa keluar rumah dan menganggap itu adalah hal yang mudah, menjadi poin menarik di sini. Mengapa? Karena berhasil memberi gambaran dan pesan pada siapa pun untuk tidak memandang sebelah mata gangguan psikologis yang dialami remaja. Bahwa gangguan tersebut nyata adanya dan perlu diobati, perlu dukungan banyak pihak. Jika tidak justru bisa bertambah parah, dan dalam banyak kasus, bisa terjadi bunuh diri.
“Kau berengsek! Kau menakutiku setengah mati! Kau mengerti itu? Kau lihat pil-pil ini? Aku tidak main-main. Aku punya fobia. Kondisi yang sudah didiagnosis secara medis. Kau tidak bisa begitu saja masuk ke kamarku. Tidak boleh!” – Tessa Hart, halaman 144
Pernahkah kita berpikir apakah artis idola benar-benar mencintai para fans-nya atau justru sebaliknya? Novel ini memberi jawabannya. Di balik kalimat-kalimat balasan ‘aku juga mencintaimu, fansku!’, terdapat masalah privasi antara artis idola dan fans yang sering kali jadi pikiran si artis. Begitu yang tergambar dari keadaan tokoh utama pria, Eric Thorn, seorang idola remaja masa kini, yang punya kecenderungan takut berlebihan pada fans perempuannya yang menggila. Terutama saat temannya sesama artis meninggal akibat ditikam oleh fans sendiri. Sejak itu Eric benar-benar paranoid dan merasa jutaan fans-nya lebih dari sekadar stalker profesional tapi juga berkemungkinan membunuhnya. Cerita novel ini mengajak kita menengok lebih jauh dampak gelap fangirling obsesif terhadap artis kesayangan.

Cerita dimulai oleh berkas transkrip interogasi kepolisian. Sejak awal kita langsung disodorkan satu sinyal: ada sesuatu yang serius tengah terjadi antara Tessa-Eric pada akhirnya. Pembuka ini sukses membuat saya terus mebalik halaman demi halaman untuk mengetahui apa yang terjadi hingga harus melibatkan kepolisian. Paduan antara berkas laporan interogasi dan jalan cerita Tessa-Eric, membuat novel ini punya alur maju-mundur yang bikin kita penasaran sampai akhir.
“Penyidik: Mr. Thorn, tolong duduk. Kita berada di tengah-tengah penyidikan kriminal.Thorn: Katakan dimana dia!” – Transkrip Resmi Interogasi Kepolisian, halaman 5

Buat kita yang udah baca selesai novel ini, pasti punya satu pendapat yang sama: endingnya bikin kepikiran! Yup, cerita ini memberikan ending yang tak terduga, bahkan benar-benar di luar prediksi. A.V Geiger berhasil mengejutkan pembacanya dengan menaruh twist di ending. Dijamin, siapapun yang habis membacanya pasti segera berspekulasi macam-macam mengenai kelanjutannya. Saya enggak bisa spoiler, tapi ini jenis ending yang: CLIFFHANGER!

Kedekatan antara Tessa dan Eric (yang menyamar sebagai Taylor) bisa kita temukan lewat pertukaran pesan mereka via DM. Saya senang membacanya karena tidak membuat kita ‘lelah’, sebab ditulis khas pertukaran pesan remaja dengan gaya yang ringan dan mengalir.

“Tapi aku tak akan melupakan keping saljuku. Tak sanggup kulelehkan dia dari pikiranku. Aku akan mengawasinya dari jendela. Demi cinta yang dia tinggalkan.” – Snowflakes, Eric Thorn, halaman 322

Reccomended!
Rating             : 3,8 dari 5



Perlu diakui, A.V Geiger sukses menghadirkan novel remaja ringan dengan bumbu misteri-thriller yang menyenangkan untuk dibaca. Saya sendiri menghabiskannya dalam waktu satu setengah hari saking penasarannya. Kalau buat saya, Follow Me Back bisa jadi rekomendasi bacaan akhir pekan kita!

Giveaway Time!


Penasaran dengan kisah Eric-Tessa? Penerbit Spring akan membagikan secara gratis novel ‘Follow Me Back’, lho! Bagaimana caranya? Gampang banget. Berikut ketentuannya:


1.      Like fanpage Penerbit Spring, dan follow juga blog ini agar teman-teman bisa dapat informasi seputar blogtour dan giveaway finalnya.
2.      Follow akun Twitter @PenerbitSpring dan akun Twitter @verooogabriel
3.      Follow akun Instagram @PenerbitSpring dan akun Instagram @verooogabriel
4.      Share postingan ini melalui Twitter, Facebook, atau Instagram (boleh pilih salah satu). Lalu, jangan lupa mention @PenerbitSpring dan @VeroooGabriel (jika via Twitter dan Instagram), atau tag Penerbit Spring (jika via Facebook)
5.      Jawab pertanyaan ini:
Siapa nama pacar Tessa Hart?
6.      Simpan jawaban dari pertanyaan setiap host (untuk tautan blog dapat dilihat di banner)
7.      Di akhir blogtour, akan diadakan giveaway di fanpage Penerbit Spring pada tanggal 22 Juli 2018 dan jawaban atas pertanyaan yang sudah dikumpulkan dari semua host blogtour akan menjadi kunci penentu untuk mendapatkan novel ‘Follow Me Back’.
8.      Pengumuman pemenang akan dilakukan segera setelah giveaway berakhir di fanpage PenerbitSpring.

Jadi, tunggu apalagi! Langsung aja ikuti blogtour-nya dan menangkan satu novel ‘Follow Me Back’ gratis dari Penerbit Spring! Semoga beruntung dan bisa menyelami thriller-nya kisah Eric-Tessa yah!




4 comments:

  1. Replies
    1. Halo, Lydia! Kepo sama novelnya? Yuk, ikutan giveaway-nya dari Penerbit Spring, atau kalau udah penasaran abis, bisa beli langsung bukunya di toko buku terdekat!

      Delete
  2. Halo Kak, aku ikutan giveawaynya ya :)
    wish mel luck >.<
    Twitter: @alfari_12

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ihiy! Terima kasih sudah ikutan. Tungguin yah pengumuman pemenangnya nanti di hari puncak giveaway nya di Facebook Penerbit Spring. Wish you luck!

      Delete