Tuesday 10 April 2012

Still...(6)

Its late, but, I never forget.
Inilah aku, berdiri di bawah hujan, dengan earphone yang melantunkan lagu yang kamu beri dan menunggumu ‘tuk menjemputku. Jika kamu tak pernah datang, ada air hujan Bumi yang menyeka air mataku, namun, jika kamu datang, kamulah yang menyekaku dengan tanganmu. Dan, sesungguhnya, aku mengharapkannya, bukan aku menginginkannya, tapi, aku membutuhkannya. Cukup kamu datang dan berdiri, cukup di sampingku, segalanya pun akan baik-baik saja.
Its late, but, I will never forget.
    Inilah aku, yang memegang sekotak kado dan berdiri di balik tembok tak jauh darimu. Kamu dekat dengan jangkauanku, tapi, perkara jarak menjadi sebuah yang dipertanyakan dalam mencinta. Dan, sekotak kado di tanganku yang tak pernah berpindah ke tanganmu itulah yang menjadi bukti nyata seberapa jauh jarak di antara kita walau aku mampu menyentuhmu sekalipun.
Its maybe late, but, I never ever forget.
    Inilah aku, yang terduduk di malam yang telah retak, seretak apa yang kugunakan untuk merasakanmu. Aku yang sibuk mencari sisa-sisa alasan yang kuat agar mampu menuliskan sebuah surat dan menyelipkannya pada tasmu, sebuah surat yang begitu menyakitkan di akhir kelulusanmu, di sebuah hari dimana aku harus menerapkan prinsip dari sepotong cinta; to let it go, yaitu hari pelepasanmu dari sekolah.
    Surat dengan secarik kertas dimana di tengahnya bertuliskan;
Its late, but, I never forget...to feel you...

Thanks to Alaya, for the precious inspiration .

1 comment:

  1. Huaaaaaaa,,, mengharukan TTwTT
    Nice story per per :')

    ReplyDelete