|
catch the news! |
13 Februari lalu, tepatnya di RSK
Sitanala Tangerang, diperingati Hari Kusta Sedunia ke 60 (27 Januari) yang
dihadiri oleh Ibu MenKes RI dan Bapak Walikota Tangerang. Acara itu diisi
dengan kata penuturan cerita inspiratif para penderita kusta juga. Sejumlah
media massa datang untuk meliput, aku dan tim jurnalistik sekolahku Perddhita
News dengan membawa nama Kompas Muda tak luput meliput acara peringatan yang
mengusung tema ‘Kusta Tak Menjadi Halangan untuk Berkarya’. Dari sesaknya media
dan rombongan menteri, akhirnya aku dan tim memilih mewawancarai salah satu
penderita kusta yang telah sembuh berkat perawatan yang baik di Sitanala.
Perbincangan santai di kala siang itu berlangsung cukup lama, banyak hal
inspiratif dibalik para penderita kusta yang bagi sebagian banyak orang, takut
menular-lalu dijauhi. Padahal tidak, ketika kita mulai merangkul mereka dalam
pelukan hangat, kita tahu bahwa mereka memiliki sepenggal cerita kasih yang
menarik untuk kita tahu.
|
Spanduk penyambutan |
Sebut saja, Bapak Zen, beliau
menuturkan jika dulu, masyarakat sulit untuk bekerja di RSK Sitanala, alasannya
karena takut tertular. Bahkan, pernah dicetak selebaran agar orang tidak takut
dengan kusta. Padahal, kenyataannya, tak ada staff pegawai di Sitanala yang tertular
ketika bekerja di rumah sakit tsb. Banyak juga yang beranggapan, keterbatasan
fiisk penderita kusta membuat mereka tak mampu survive, tapi kenyataan melempar
kita pada satu pembuktian, bahkan ada orang tua yang mengidap kusta namun
anaknya tidak tertutlar atau terkena kusta, anak tsb bisa kuliah hingga
semester enam di salah satu PTN, cerita Bapak Zen pada aku dan tim. Satu hal
yang kutangkap, bahwa dalam batasan dan ditengah kucilan masyarakat, mereka
mampu berdiri tegak, tetap menebar kasih, mengatakan jika mereka ada, mereka
mampu, dan mereka bisa berkarya. Para penderita kusta pun sesungguhnya memiliki
wadah kreativitas dan keterampilan sendiri yang dilatih setelah sembuh di RSK
Sitanala. Sssst, Bapak Zen bahkan adalah salah satu yang membantu pembuatan
patung Dr. Jb.Sitanala.
|
me and the report team |
Lagipula jika kita ketahui, kusta
bukan penyakit yang benar-benar menular, kita hanya terperangkap dalam
dogma/stigma yang salah. Sesunggunya penderita kusta tak menuntut banyak hal,
mereka hanya memerlukan potongan cinta kita, uluran tangan yang menerima secara
terbuka kehadiran mereka, sebab mereka memiliki hak yang sama seperti halnya
kita yang sehat, sebuah pelukan penuh cinta.
Wawancara berganti pada salah satu
organisasi peduli kusta, GEMPITA yang kutemui di luar ruangan, Kak Glory
Rosary. Dalam obrolan singkat dibawah terik matahari siang itu, dikatakan bahwa
tujuan GEMPITA justru bukan lebih ke arah medis melainkan lebih pada kehidupan
sosial penderita kusta, merangkul dan menggandeng mereka untuk mendorong mereka
lebih kreatif dan bisa berkarya. Ini menjelaskan satu hal, sesungguhnya
penderita kusta memiliki penyakit yang lebih menyakitkan dibanding kusta itu
sendiri, melainkan bagaimana kita memandang mereka dan cara kita memperlakukan
mereka; merangkul dalam harapan ataukah mencibir dalam kejauhan.
|
Bu Menkes & Bpk Walikota Tangerang |
Aku melupakan hiruk pikuk di ruangan
yang sesak oleh lampu blitz kamera wartawan yang sibuk dengan Ibu Menteri dan
Bapak Walikota (lagipula sudah ada tim jurnalistikku yang ditempatkan di
ruangan tsb, sedangkan aku lebih memilih turun ke lapangan menjejak kisah), aku
pulang dengan membawa sepenggal kisah tentang menyikapi cinta sesungguhnya.
Bahwa kusta bukan nista. Kusta adalah bukti nyata bagaiamana cara kita mencinta
sesungguhnya.
|
me w/ Kak Glory R.Oyong |
Terima kasih untuk Bapak Zen, staff pegawai RSK Sitanala Bapak
Martono, Kak Glory Rosary and Bapak AB. Susanto (dari GEMPITA) sebagai
narasumber peliputan. Untuk liputanku dan tim yang lebih berbeda dan selengkapnya,
tunggu di edisi cetak halaman Kompas Muda J . Berikut photo-shoot di sekitaran RSK Sitanala yang ditangkap oleh kamera
fotografer Perddhita News.
makasih atas liputan dan cinta kasihnya.... :)
ReplyDeletesaya ini adalah anak dari salah satu penderita kusta..
maksih banyak untuk semua tentang kusta
I LOVE YOU