Thursday 9 December 2021

Kesedihan yang Berserakan di Sepanjang Jalan

Aku berjalan menembus padatnya lalu lalang orang pada jam pulang kerja di stasiun. Nyaring klakson kereta yang memekakkan telinga menambah lengkap kebisingan kota selepas petang. Notifikasi pesan di ponselku menunjukkan driver ojek yang kupesan sudah hampir sampai, spontan aku mempercepat langkah.
Kakiku berhenti di depan toko baju yang begitu terang dan berisik. Salah seorang pramuniaganya sedang berteriak heboh dengan mic demi mempromosikan pakaian-pakaian diskon akhir tahun. Tiap ada keluarga yang lewat, suaranya kian kencang berseru. 

Rasanya sangat kontras dengan ruang di benakku yang begitu sepi.

Sekitar setahun lalu, di sini adalah tempat aku menunggumu datang menjemput. Sesekali pukul tujuh tepat atau setengah delapan malam. Kamu sudah tiba terlebih dulu dan mengekori pandanganmu pada langkahku menuruni jalan stasiun. Lalu, begitu sampai di depan toko, kamu akan memberi tanda dengan klakson dua-tiga kali untuk memberitahu kehadiranmu. 

Potret Jalanan di antara Ria Busana dan Stasiun Tangerang


Bunyi klakson mendadak terdengar. Dua kali. Tiga kali. Empat kali. Aku terjaga dari lamunanku. Kupikir ada keajaiban bahwa itu dari kamu - dengan jaket biru dan topi kelabu di atas motor. Namun, yang kudapati hanyalah jalanan yang sedang macet dan ketidaksabaran di mana-mana. 


Aku pun menyelip pandang di antara kendaraan yang melaju tersendat-sendat. Samar di antara celah itu, aku menemukan bayanganmu: turun dari motor karena lelah menunggu, lalu berdiri di belakang angkutan umum seraya berdiri melipat tangan, beberapa menit kemudian mengambil batang rokok sembari bermain Facebook, seakan tidak terjadi apa-apa.

 

Sementara aku dengan bodohnya menyeberangi kemacetan dengan langkah berat, berusaha menggapai sosokmu yang walau bayangan, buatku tak apa. Asal aku bisa menemuimu, mengobrol denganmu seperti dulu, sekadar untuk bilang hal yang mungkin sudah begitu terlambat: aku sayang kamu, Papa. Selalu dan akan selamanya begitu. 

 

Namun, sesampaiku di seberang yang ada hanyalah bayangan hitam mobil angkutan yang supirnya marah-marah karena aku menghalanginya memutar kendaraan. Aku menepi dan menemukan driver ojek yang masam karena mencari-cariku ke mana-mana. 

Aku pulang dengan perasaan rindu yang membatu di dada dan kesedihan yang berserakan di sepanjang jalan ke rumah. 

 Tangerang, 9 Desember 2021, 14.52 PM

1 comment:

  1. rumah murah sidoarjo perumahan murah yang terletak di sidoarjo, letaknya sangat strategis




    ReplyDelete