This is the
galau night for you girls …
Ini di tengah di
suatu malam. Tiba-tiba, telingaku terngiang-ngiang akan suaramu yang pertama
kali kudengar ketika kamu memaksaku untuk mengangkat dering telepon yang akan
kamu ciptakan di getar handphoneku. Saat itu, kamu terdiam ketika aku berucap,
namun, aku masih bisa mendengarmu walau itu dalam diam, tanpa kata, walau
hening, tanpa suara.
Ini di tengah di
suatu waktu. Tiba-tiba, mataku dilintasi bayang-bayang akan matamu yang sellau
berhasil menemukanku di antara kerumunan barisan di pagi hari. Ketika keramaian
membuncah dan suara tawa mewarnai lalu membahana bercampur dengan teriakkan
mic, kamu masih saja mampu tersenyum dan menemukanku yang rapuh dan lemah
tertunduk di tengah barisan, di sebuah kesendirian, di sebuah ketersudutan,
kamu masih berhasil menembus itu semua. Aku merasakannya…
Ini di tengah
suatu hari. Tiba-tiba, kepalaku memutar rekaman momen yang begitu pendek,
singkat dan bahkan tidak indah dan tidak manis. Namun, mampu membuat bulir air
mataku menetes perlahan lalu semakin menderas dan berharap agar Bumi saat itu
juga menangis, jadi Ia bisa membasuh air mata ini. Kamu mau tahu apa momen yang
mungkin kini sudha terlupakan atau terlewatkan atau terhapuskan oleh memorimu?
Yaitu, momen ketika kamu kecewa untuk pertama kalinya karena aku tidak
mengirimimu pesan singkat seharian, ah, tahukah kamu, ketika itu aku juga
gelisah menunggu pesan darimu. Kita kala itu saling menunggu pesan satu sama
lain.
Ini di tengah
penungguan tak pasti. Tiba-tiba, hatiku bergetar mengingat ketika kamu
menyiapkan sebatang cokelat yang tak sampai di tanganku, aku tak pernah tahu,
apa makna dibalik sebatang cokelat dari seorang laki-laki kepada perempuan yang
tak tersampaikan, ternyata ialah sebuah tanda bahwa kita memang tidak untuk
bersatu…seharusnya aku lebih peka. Mungkin akan ada banyak kata seharusnya
lagi…walau aku sempat kesal dan malu karena merasa inilah the first feeling I ever
felt.
Tapi, aku tahu, pernah mencintaimu dan dicintai olehmu ialah suatu hal
yang tak mungkin kusesali. Karena, ketika Tuhan memberi kesempatan untukku tuk
mencintaimu ialah kesempatan paling berharga untukku…karena ketika ada kamu,
entah mengapa, bulan di setiap malam terasa lebih memesona dari malam-malam
yang lain. Seperti pada tengah malam ini. Aku masih dan apakah kamu masih
melihat bulan yang sama dengan rasa yang sama?

postingannya keren, mau donk belajar bikin blog kayak gini ssama kk. :D
ReplyDelete