Sunday 10 June 2012

Still...(10)


“I miss you to hold on…I just wanna hold you close…closer…to make you know that I have a heart that always feel you.”
 Lembayung senja memangku tubuhku di belakang rumah, menemaniku selagi bahuku yang berguncang kecil dan bergetar karena ada tangis yang tengah tercipta. Aku melihat sentuhan tanganmu pada potret terakhirmu bersamanya yang kamu pasang dalam layar mayaku. Lalu setelahnya, aku mematikan layar itu secepatnya, secepat aku merasakan ada yang mati dalam diriku.
Sesungguhnya, kamu dan aku hanyalah memiliki sebongkah rasa yang sederhana. Tidak serumit keadaan yang dihadapi anak manusia yang harus berani mencintai vampire yang menahan dirinya untuk tidak menghisap darahnya. Tidak semenegangkan keadaan yang dihadapi manusia yang harus mempersembahkan pilihan kematian pada kekasihnya dalam sebuah pertarungan sehingga ia harus memilih antara cinta dan hidupnya. Tidak sesulit keadaan yang dihadapi malaikat yang jatuh cinta dengan setan. Tidak seperti mereka-mereka. Kita sederhana. Tanpa harus berlari dan menjatuhkan sepatu kaca. Tanpa harus mengorbankan diri layaknya kisah dramatis Romeo Juliet. Tanpa harus ada banyak hal yang menjadikan persoalan lebih dominan dari permasalahan sesungguhnya; sebuah cinta dan sebuah rasa.
Love is when you feel me eventhough you’re not try it.
Tapi, cinta itu memang hadir bukan untuk dimengerti, tapi untuk dirasa, karena ia tak muncul akibat pemahaman ilmu pengetahuan, namun sebuah hati yang siap dipinjamkan dan meminjamkan. Cinta ada bukan untuk diingat, tapi untuk untuk dirasa, karena ia ada bukan dari sebuah pikiran, melainkan hati yang harus siap rapuh atau hancur. Maka, cinta itu muncul bukan karena kamu, tapi karena aku merasakanmu. I feel you when you faraway or not.
Kerumitan cinta bukan untuk dipecah, karena ia bukan matematika. Ketegangan dalam cinta bukan untuk diselesaikan, karena ia bukan masalah. Kekhawatiran akan cinta bukan untuk digenggam agar tidak lepas, karena ia bukan benda. Karena cinta ialah sebuah rasa, maka kamu hanya butuh membangkitkan rasa.
Namun, ketika teori-teori indah yang kubuat dan kurangkai dalam kata-kata ini terasa begitu indah untuk dinikmati, tapi, itu semua hanyalah kekosongan ketika aku tahu, ini semua berbicara mengenai kamu yang telah melepaskan rasa…