Some feel the rain, some
others just got wet . -Bob Marley-
“Gemuruh guntur adalah suara
gundah hati yang menanti tanpa ada yang pasti. Langit mendung kelabu adalah
kegalauan hati. Terkadang, langit mendung bergetar menahan tangis, berusaha
membendung air agar tetap terpatri. Maka, sering kali kita ketahui, mendung
adalah luka hati yang sunyi. Kilat-kilat petir menjadi bukti bahwa langit
mendung yang terlalu lama terperangkap dalam sepi, telah memanggil
rintik-rintik untuk segera membentuk tirai air dan pasukan air yang
memukul-mukul Bumi. Hujan pun memain-mainkan hati tanpa henti, ia memasukkan
badai angin, menyentuh kenangan nurani dan kerap kali membiaskan mimpi-mimpi.
Ini semua hanyalah tentang kamu dan aku yang tak lagi merangkai pelangi.”
Now, it’s raining more than ever, you can stand under my umbrella. -Rihanna-
“Bulir air hujan ialah satuan
waktu semu yang kutunggu dengan pengharapan palsu. Desir angin dingin milik
hujan ialah berkas-berkas pelukanmu yang semakin membekukan hati yang biru.
Bulir-bulir air hujan itu kadang kala menipu, menawarkan sejuk yang
sesungguhnya menusuk dalam kalbu. Sebab, tak ada lagi rindu yang membuatku
mengharu. Karena kamu semakin jauh berlalu. Yang tertinggal hanyalah aku
yang dengan lugu masih terpaku, menunggumu dalam kelu, walau aku tahu,
sesungguhnya tak ada lagi apa pun kecuali langit abu-abu.”
Its gonna rain for years and years. -Secondhand Serenade-
“Gerimis adalah dialog antara
hujan dan Bumi, tentang apakah rintik hujan akan terus jatuh ataukah tiada. Ini
seperti dialog antara kamu dan aku, tentang apakah kita akan saling menyelipkan
cinta, ataukah mengatakan bahwa kebersamaan memang bukan milik kita. Sisa air
hujan di dedaunan seolah menertawakan kita berdua, karena tak ada lagi guna
untuk saling bersua dan membentuk asa. Sebab, sisa air hujan yang goyah itu ada
karena ditinggalkan oleh hujan yang lenyap, sama seperti kita, yang
ditinggalkan cinta. Hanya membekas luka. Hujan hanya sementara, namun,
sesungguhnya ia selalu ada. Kamu dan hujan itu sama, hanyalah kunjungan singkat
tanpa cinta yang benar-benar singgah dan nyata. Aku lelah berkata-kata, kini,
biarlah sajak-sajak hujan itu yang bercerita.”
Untuk siapapun yang
menunggu seseorang saat hujan reda.
Dan, untuk kamu pecinta teh, maafkan aku karena telah mencintaimu .
0 Comments:
Post a Comment