Kepada
kamu, Pecinta Teh,
Ini
dari seseorang yang selalu ingin menjadi hujan. Aku takkan menuliskan lagi
mengenai sajak-sajak hujan, walau sajak-sajak itu indah dan selalu saja
kutemukan kata-kata yang melukismu. Seperti, apakah kamu menunggu hujan reda
atau menunggu seseorang saat hujan berhenti? Saat dihadapkan dalam bisik sajak
milik penulis Reni Erina itu, aku dilemma, antara menjawab menunggu hujan
ataukah kamu, karena aku pun terjebak ditengah rinai hujan, sebab hujan adalah
kamu dan kamu adalah pelukis hujan. Tentang rinai, aku punya sajak yang lain
lagi, kali ini milik penulis Skylashtar Maryam, yang mengatakan bahwa rinai
hujan adalah detik-detik tunggu yang takkan tergerus oleh waktu. Dan, kamu
tahu? Di rinai hujan itulah aku menemukanmu, dan aku baru tahu, itu sebabnya,
rintik-rintik cinta yang tumpah ruah bersamaan dengan turunnya hujan itu tak
pernah lenyap karena ia terlalu kuat untuk digerus waktu dan ditebas jarak.
Ini
untukmu, Pecinta Teh. Apakah kamu lelah menerima sajak-sajak hujan yang kutulis
untukmu? Sesungguhnya, aku pun lelah. Aku ingin saja berteriak, aku ingin
tulisan ini berhenti karena tulisan dan sajak-sajak itu hanya bercerita tentang
pesan-pesan tersembunyi dari hujan kepada secangkir teh hangat yang selalu saja
mampu menyelimuti kedinginan yang ia buat agar menyeruak dari bulir-bulirnya. Namun,
aku hanya bisa berteriak bahwa aku menyelipkan cinta pada kehangatan teh,
ketika hujan benar-benar deras dan bisa mengalahkan suaraku. Aku tak ingin kamu
mendengarnya, aku takut jika kamu tahu, kamu akan dingin seperti halnya teh
hangat yang dicengkeram begitu lama di tengah hujan. Aku pun tak ingin kamu mengarungi samudra, menyebrangi lautan dan menakhlukkan pegunungan, aku hanya ingin kamu mengeja hujan.
Teh
dan hujan. Mengapa aku memanggilmu teh? Mengapa aku menjadikan namamu menjadi
aneh? Sederhana, karena secangkir teh selalu ditemukan menemani hujan. Dan, aku
ingin kamu selalu kutemukan menemaniku, karena akulah hujan itu.
Di
kala hujan, saat rintik hujan jatuh ke Bumi dan saat aku jatuh padamu,
Dari
seseorang yang selalu ingin menjadi hujan.