“And, what do you do when the one,
who means the most to you, is the one who didn’t show?” –Swift, Taylor-
Aku
sudah banyak melukismu dengan kata-kata. Menyembunyikanmu dalam
cerita-ceritaku. Mungkin, suatu waktu nanti, kata-kata pun akan habis untuk
melukismu. Tapi, saat itu terjadi, yakinlah padaku, bahwa ruang di hati ini tak
akan pernah habis untuk terus merasakanmu.
Hei,
kamu tahu, di suatu siang, saat tugas pertama kita selesaikan, kamu memanggil
kecil namaku, meminta ingin melihat hasil tulisanku. Saat itu, ada yang
berbinar di hatiku. Satu, aku tahu kamu mencintai duniaku, dunia khayalanku,
dunia penuh dengan kata. Dua, kamu ingin membaca hasil tulisanku. Tapi, senyum
itu tak pernah bias kutahan lebih lama, karena aku sadar, kamu pasti mengira
aku tak pernah menulis cerita untukmu, kata-kata special bagimu bahkan ada
irisan hati saat mengingat aku memberi secarik kertas berisi puisi indah bagi
sahabatmu, mungkin di depanmu? Padahal, aku ingin berteriak padamu, kamu adalah
satu-satunya orang yang mampu membuatku menuliskan banyak cerita tentang
seseorang dan sesungguhnya ini semua untukmu. Jadi, jika kamu bertanya padaku
suatu hari nanti, sudah berapa banyak orang yang sudah kuberi tulisan khususku,
aku akan menjawab, itu kamu. Walau mungkin kamu akan heran, karena kamu tak
pernah menerima goresan kata di atas kertas secara langsung satu pun dariku.
Lalu,
saat aku memiliki kesempatan untuk mengeluarkan opiniku, dengan tidak mau
kalah, kamu pun ikut berdiri hendak menangkis dan menahan opiniku. Aku
tersenyum padamu sebelum kamu berdiri dan melawan opiniku, bukan karena banyak
hal, hanya satu, aku ingin mendengar suaramu. Sesederhana itu.
Di
perjalanan pulang, kamu duduk di belakangku, membuatku sulit untuk menemukan
sosokmu, dan tahu kamu, apa yang kulakukan? Aku harus tersiksa dengan menemukan
sejuta alasan untuk terus menengok ke belakang. Mengapa ini semua terlihat semakin
rumit? Cukup duduk di bangku yang sama di sampingku dan tulisan-tulisan ini
selanjutnya akan menjadi tulisan terindah yang pernah kurangkai.
Selalu
terlalu banyak cerita tentangmu. Tapi, apakah selalu ada cerita, mungkin
sedikit saja, tentangku darimu?
0 Comments:
Post a Comment